konsuljiwa, solusi masalah psikologi kamu

Categories
Kesehatan Mental

Kamu Bukan Pecundang yang Gagal

Impian kamu untuk sukses seringkali tidak berjalan mulus seperti harapan. Ada berbagai tantangan yang harus kamu hadapi dan selesaikan sebelum kamu benar – benar berhasil meraih seluruh impianmu.

Saat menghadapi tantangan, adakalanya kamu merasa goyah dan tidak mampu bertahan. Benar – benar uji kesabaran dan ketangguhan. Banyak yang kemudian menyerah tapi tidak sedikit yang terus melangkah. Memang, impian besar membutuhkan energi besar dan kebulatan tekad yang juga besar.

 

Sering kita dengar kata bijak dari orang lain agar mencoba Mundur Selangkah untuk Maju 2 langkah. Tentunya kamu pernah juga mendengarnya dan barangkali telah melakukannya?

 

Kecenderungan kita manusia adalah melihat hal – hal yang dipersepsikan lebih baik dari apa yang kita miliki. Rumah lebih besar, mobil lebih baru, lebih cantik, lebih pintar, lebih kaya, lebih terkenal, lebih berkuasa, lebih berprestasi dan seterusnya. Sehingga pada akhirnya, timbul perasaan minder dalam diri. Merasa tidak lebih hebat, tidak lebih kaya, tidak lebih berprestasi, tidak lebih berkuasa, intinya muncul insecure. Apalagi bila hal yang kita lihat ini berada di dalam circle pergaulan kita, misalnya pada saudara atau teman-teman kita. Hhmm….makin insecure. Gimana? berasa relate?

 

Yah, kamu memang tidak sendirian. Ada banyak orang diluar sana yang memiliki perasaan sama saat sedang berada di titik terendah kehidupannya. Saat dimana impian dan harapan belum tercapai. Saat justru banyak sekali kondisi dan situasi yang bertolak belakang dari rencana awal.
Sebetulnya, kamu tidaklah gagal. Kamu bukan pecundang atau sudah menjadi nasibmu tidak berhasil. Tetapi justru kamu sedang diberikan keberhasilan di bidang lain. Kamu tanpa sadar diminta oleh Yang Maha Kuasa untuk menyelesaikan tugas lain terlebih dulu sebelum kembali pada jalur impianmu. Tugas yang terkesan tidak ada hubunganya ini justru akan semakin menambah kekuatan dan kapasitas diri kamu.

Kadang, memang diperlukan mundur selangkah untuk melihat segala sesuatunya menjadi lebih jelas. Ketika permasalahan begitu bertumpuk, maka mundur selangkah bukan berarti kegagalan. Justru, sebuah ancang-ancang untuk berlari lebih kencang. Jadi bukan berarti kamu adalah pecundang yang gagal.

Maka itu, nikmati dan syukuri apapun pencapaian kamu sekecil apapun itu. Kamu mungkin saja butuh bantuan untuk menemukan pola dan strategi dalam menghadapi masalahmu. Bisa jadi kamu belum mampu melihat segalanya sebagai sebuah jalan baru kesuksesan. Tidak mengapa, kamu bisa menghubungi profesional seperti Psikolog Konsuljiwa.com untuk membantumu menemukan alur dan langkah menuju masa depan yang lebih sukses berjaya. Kami siap membantumu untuk melakukan pendampingan menuju pilihan terbaik hidupmu.

Categories
Kesehatan Mental

Mengenal Psikosomatis

Mungkin diantara kalian sering mendengar istilah Psikosomatis?

Psikosomatis adalah suatu keadaan dysfungsi (gangguan) fisik yang dirasakan gejalanya oleh pasien tanpa adanya penyebab pasti yang jelas (infeksi, luka dll) dan disebabkan oleh adanya pengaruh dari tekanan kondisi psikologis seseorang. Bisa jadi kalian pernah mengalaminya juga, karena kondisi ini bisa dirasakan oleh siapa saja mulai dari anak-anak hingga orang dewasa.

Beberapa penyakit fisik yang bisa jadi akibat adanya pengaruh stress psikologis diantaranya adalah : lambung, migrain, eksim, jantung dan pembuluh darah, saluran pernapasan, nyeri otot dan sendi, darah tinggi dll.

Jadi, mengapa bisa terjadi hubungan antara penyakit fisik dengan adanya tekanan kondisi psikologis?

Pada saat kita mengalami tekanan emosi negatif tertentu (marah, sedih, takut, dendam dll) maka reaksi otak memerintahkan perubahan dalam tubuh kita yaitu kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon stress yakni adrenalin dan hormon kortisol sebagai respon alamiah tubuh saat mempersiapkan diri ketika menghadapi situasi yang penuh tekanan atau bahaya. Lonjakan adrenalin biasanya dipicu oleh sesuatu yang diterjemahkan oleh otak sebagai ancaman berdasarkan lingkungan sekitar, contohnya saat naik roller coaster, hampir ditabrak mobil. Sementara itu hormon kortisol meningkat saat otak menterjemahkan adanya emosi negatif yang diterima meskipun kita berada dalam situasi normal, contohnya mendapatkan hinaan dari seseorang yang membuat kita marah dan tersinggung.

Hormon kortisol inilah yang dapat mempengaruhi kondisi tubuh. Dengan melepaskan hormon stress (kortisol) lebih banyak sehingga membuat kekebalan tubuh berkurang serta terjadi perubahan pada metabolisme tubuh. Hal ini yang kemudian dapat menjadi salah satu penyebab munculnya penyakit tertentu.

Apabila emosi yang dirasakan begitu kuat, maka hormon kortisol yang dihasilkan semakin banyak untuk membantu meredakan stress dan mengakibatkan peningkatan kinerja beberapa organ tubuh lainnya sehingga menimbulkan resiko negatif bagi kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Jadi, bila kalian mengalami suatu penyakit namun setelah diperiksakan ke dokter ternyata penyebabnya tidak ditemukan secara signifikan. Kemungkinan yang kalian alami adalah suatu gangguan psikosomatis.

Untuk mendapatkan gambaran kondisimu lebih lanjut, konsultasikan saja ke Psikolog konsuljiwa.com